Kamis, 18 Februari 2016
In:
Ketahui Yuk
BERAGAM BUDAYA DI TANAH KEBUMENKU
Gambar Tugu Lawet
Kabupaten Kebumen terletak di pulau Jawa, lebih
tepatnya berada di Jawa Tengah, Indonesia. Sejarah Kebumen tidak dapat
dipisahkan dengan sejarah Kerajaan Mataram Islam karena adanya peristiwa yang
berkaitan dengan yang dialami Kerajaan Mataram. Hari jadi Kebumen jatuh pada
tanggal 1 Januari berdasarkan Perda Kab. Kebumen nomer 1 tahun 1990. Kebumen
memiliki slogan “KEBUMEN BERIMAN”, Kebumen dengan slogannya “Kebumen Beriman”
yang memiliki arti bahwa Kebumen itu Bersih, Indah, Manfaat, Aman,dan Nyaman.
Di Kebumen juga akan dijumpai banyak patung burung lawet karena dahulunya itu
didaerah Kebumen terdapat banyak sekali sarang burung lawet dan tentunya juga
ada banyak burung lawetnya, oleh karena itu dibuatlah banyak patung burung
lawet yang bisa anda temukan disekitar jalan-jalan jika anda melewati daerah
Kebumen.
Kabupaten Kebumen ternyata memiliki berbagai macam
tradisi, adat- istiadat, kesenian, tari-tarian dan berbagai macam ritual yang
melekat dan erat dengan kehidupan masyarakat sehari-harinya. Semua kegiatan
tersebut akan mengundang decak kagum bagi orang- orang yang baru pertama kali menginjakkan
kaki di kabupaten ini.Macam-macam budaya Kabupaten Kebumen diantara lain :
Gambar Kesenian Tari Cépét
Cépét yaitu kesenian tradisional di desa Watulawang
yang dimainkan oleh 12 orang, dan memakai topeng raksasa. Rambutnya terbuat
dari duk ( sabut pohon aren ) pemainnya mengenakan pakaian hitam, dan memakai sarung
sebagai blebed dan di iringi oleh musik tradisional yaitu kentongan, jidur (
kendang gede ) dan drum bekas. Cepet atau oleh sebagian masyarakat di sebut juga
Dangsak sudah ada sejak tahun 1960-an yang di dirikan oleh Almarhum Bapak Parta
Wijaya, dan turun temurun sampe sekarang. Ada yang unik dari seni ini, yaitu
pentas hanya setahun sekali, tepatnya pada perayaan 17 agustus.
Kuda Lumping atau bahasa populernya di Watulawang adalah
Ebeg adalah seni tradisional seperti yang ada di daerah-daerah lain di Jawa.
Untuk di Watulawang sendiri, seni kuda lumping masih sangat klasik, belum terjamah
oleh seni modern, tapi justru yang klasik ini malah di mata masyarakat di
lestarikan, karena itu warisan nenek moyang. Seperti umumnya, kuda lumping di
mainkan oleh 12 orang yang menunggang kuda memakai kostum ksatria, 2 orang memainkan
barong,dan 2 orang lagi memakai topeng yang di sebut cepet dan penthul yang
biasa ngelawak. Kuda disini bukan kuda beneran tapi kuda kepang, atau kuda lumping,
yaitu gambar kuda yang terbuat dari anyaman bambu, kemudian di bentuk menyerupai
kuda, dan diberi warna. Musik yang mengiringi berupa seperangkat gamelan , dan di
lengkapi juga dengan wawanggana atau sinden. Gending – gending yang di bawakan
biasanya juga gending- gending klasik pada umumnya. Pada seni ini juga ada
acara kesurupan, setelah mengiringi beberapa gending, biasanya di adakan
janturan ( memasukkan roh halus pada para pemain ) sehingga para pemain kesurupan.
Dan satu persatu di sembur, atau di timbul agar tersadar dari kesurupan
nya.Dalam pementasan ini juga harus di sediakan macam macam sesaji di meja
kusus sajen, untuk ngasih makan para roh halus yang masuk ke dalam tubuh para
pemain. Pementasan kuda lumping ini biasanya pada saat saat tertentu, yaitu
pada tanggal 17 agustus, dan di hari – hari lain kalo ada yang nanggap.
Gambar kesenian Wayang Kulit
Wayang kulit termasuk seni yang terpopuler dan paling
elit, di antara seni – seni tradisonal lainnya. Wayang kulit atau wayang purwa
merupakan budaya Kebumen Jawa Tengah yang di wariskan oleh nenek moyang,
sebelum ada wali di tanah Jawa, seni wayang merupakan media untuk menyebarkan agama
hindu, setelah walisongo masuk ke tanah Jawa, maka di rubahlah, secara
bertahap, dan menjadi media untuk menyebarkan agama islam pada waktu itu oleh
para wali. Wayang kulit pada umumnya mengambil cerita cerita Mahabarata dan
Ramayana, juga ada pula yang mengambil dari Cerita Panji sebagai lakon carangan
( bukan pakem ). Basis seni wayang di kecamatan Pejagoan hanya terdapat di desa
Watulawang, ada 5 dalang ( pemain wayang ) beserta group nya di desa ini,
walupon desanya kecil, tetapi kaya akan seni budaya.Pementasan wayang biasanya
di tempat orang – orang punya hajat sebagai hiburan.
Gambar Tarian Angguk
Angguk di sebut juga Menoreng, atau wayang orang.
Dulu tahun 70 an seni ini sempat popular di Watulawang, namun mulai meredup
bahkan sampe bubar kelompoknya kira- kira tahun 80-an. Dan seni ini mulai
muncul lagi pada tahun 97 an, dan sampe sekarang masih eksis. Angguk adalah
seni wayang yang dimainkan oleh orang, ceritanya mengambil cerita babad umar
maya dan amir ambyah. Kesenian ini berpusat di dukuh Era, Rt 10/Rw 02, Desa Watulawang
dan di ketuai oleh Bp. Marwi.
Sebenarnya masih banyak lagi macam-macam budaya yang
ada di daerah Kebumen, karena Kebumen sebenarnya adalah Surga Kecil dari dunia yang
memiliki banyak aset-aset penting yang berguna bagi pendidikan dan hiburan,
untuk itu tetap lestarikan dan jagalah segala yang dimiliki daerah Kebumen
tercinta ini. Tetap maju Kebumenku !
Langganan:
Postingan (Atom)